Custom Search

Friday, September 5, 2008

12 Jurus Mudah Hidup Ramah Lingkungan

12 Jurus Mudah Hidup Ramah Lingkungan

Januari 19, 2008 pada 9:25 am (Tak Berkategori)
Tags: lingkungan
karir anda mentok, karena pendidikan tak mendukung ? lanjutkan kuliah di |
tempat kuliah paling fleksibel SARJANA NEGERI 3 TAHUN - TANPA SKRIPSI ABSENSI HADIR BEBAS - BERKUALITAS - IJAZAH & GELAR DARI DEPDIKNAS MURAH DAPAT DIANGSUR TIAP BULAN -terima pindahan dari PTN/PTS lain
MANAJEMEN - AKUNTANSI - ILMU KOMUNIKASI - ILMU PEMERINTAHAN

022-70314141;7313350 : jl. terusan halimun 37 bandung- utkampus.net
Kamis, 17 januari 2008 | 22:20 WIB

JAKARTA, KAMIS -

Siapa bilang pola hidup ramah lingkungan merupakan pilihan yang sulit diwujudkan? Sungguh mudah hidup ramah lingkungan. Dengan praktik-praktik keseharian yang sederhana, beban Bumi akan buat gurangi, demikian kesimpulan yang disebutkan dalam situs jejaring berita lingkungan hidup www.enn.com.

Perhatian utama yang harus diacu adalah konsumsi energi dan air, jangan lupakan juga buangan limbah alias sampah, dan beban gaya hidup manusia terhadap kelestarian Bumi pun akan berkurang drastis.

ENN menawarkan 12 jurus mudah untuk memulai hidup yang ramah lingkungan sebagai berikut:

1. Ganti lampu pijar dengan lampu FLB (fluorescent light bulbs) atau CFLs (compact fluorescent bulbs).

Memang, harga bohlam pijar lebih murah daripada lampu CFLs, tapi bila semua lampu di rumah menggunakan lampu yang hemat energi ini maka tagihan listrik bisa ditekan hingga 30 persen dari kondisi semula.

Menurut hasil penelitian Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Amerika Serikat (EPA), lampu jenis CFLs menyerap listrik 75 persen dari lampu pijar biasa dan usianya bisa 10 kali lebih panjang daripada bohlam pijar.

2. Jaga kondisi kendaraan dalam performa yang terbaik.

Memang akan lebih baik lagi kalau semua orang menggunakan moda transportasi sepeda atau transportasi umum, tapi bagi mereka yang sangat terpaksa harus menggunakan kendaraan pribadi harus memastikan kondisi kendaraannya adalah yang terbaik.

Gantilah oli secara rutin dan pertahanan ban yang performanya bagus, sehingga hemat bahan bakar. Taatilah semua peraturan berlalu lintas, ingat bahwa bahan bakar yang digunakan akan lebih hemat bila laju kendaraan tidak terlalu kencang melaju, patuhi ketentuan batas maksimal kecepatan.

3. Maksimalkan jumlah baju yang akan dicuci di mesin cuci.

Bila mesin bekerja dengan beban cucian yang tidak maksimal, tentu akan memakan energi yang lebih besar, jadi pastikanlah semua baju dicuci pada waktu bersamaan agar beban maksimal mesin tercapai dan energi yang dibutuhkan lebih kecil.

4. Bila mencuci baju, gunakan saja air biasa, tidak perlu air yang panas karena air panas untuk mencuci baju tentu membutuhkan energi yang lebih banyak daripada air biasa. Toh hasil mencuci dengan air yang panas dan air yang dingin akan sama saja bagi sebagian besar jenis pakaian.

5. Copot kabel peralatan listrik jika sudah tidak lagi digunakan.

Boleh saja komputer sudah dimatikan lewat satu klik di tombol “sign-off”, tapi selama masih ada lampu yang menyala di piranti itu, maka pertanda listrik masih menjalar di alat elektronik tersebut. Jadi … matikan, dan cabut kabelnya. Entah itu komputer, radio, televisi, atau mesin pencetak yang sudah tidak digunakan lagi, agar listrik benar-benar tidak mengalir lagi.

Menjalani gaya hidup yang ramah lingkungan memang sedikit meminta orang lebih berpikir panjang soal pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Sebagai contoh soal penggunaan botol minuman, memang air di dalam botol kemasan lebih ringkas dan gampang dibawa tapi dampak menggunakan botol macam ini ternyata tidaklah sesederhana itu.

Proses pembuatan botol kemasan air minum menggunakan plastik berbahan baku bensin, belum lagi tahap pengirimannya ke pasar yang sangat boros akan energi.

Gaya hidup “hijau” akan lebih memilih langkah lain daripada membeli air di botol kemasan.

6. Saring air hingga layak minum, lalu minum air itu dari botol yang bisa digunakan berulang-ulang jika hendak bepergian.

7. Persiapkan diri saat makan di restoran atau berbelanja di pusat perbelanjaan.

Kalau berencana makan di restoran yang menyajikan porsi super besar, maka bawalah serta tempat bekal Tupperware untuk membawa sisa makanan yang tidak habis disantap agar makanan tidak mubazir.

8. Lalu jika ingin berbelanja, jangan lupa bawa tas atau keranjang untuk menenteng barang belanjaan, kurangi penggunaan plastik agar tidak menambah sampah dan membuang energi untuk proses daur ulang plastik.

Pola konsumsi makanan juga harus dilibatkan dalam gaya hidup ramah lingkungan. Pilihlah makanan yang kemasannya minimalis, karena akan lebih baik memakan sesuatu dari bungkus yang tidak terlalu banyak menghasilkan sampah.

9. Program penggalakan konsumsi produk-produk lokal.

Mesti diingat bahwa produk makanan yang diimpor atau didatangkan dari daerah serta negara lain akan berkonsekuensi pada rute pengiriman.

Makin jauh sumber makanan itu datang, maka pesawat, kapal, truk yang dilibatkan untuk mengirimnya pun pasti sangatlah masif. Dengan mengkonsumsi produk pangan lokal, tentunya petani setempat akan terangkat pendapatannya dan jejak karbon akibat transportasi pangan impor akan banyak berkurang.

10.Tanam pohon di halaman sendiri.

Sederhana kedengarannya, tapi cara ini sangat efektif dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca, karena ia bisa menyerap gas karbon sepanjang usianya.

Selain itu pohon pun bisa berfungsi sebagai pendingin rumah yang alami pada hari yang terik, sehingga tidak perlu lagi memasang mesin pendingin ruangan di rumah-rumah atau di kantor-kantor.

11. Pola konsumsi juga harus dilibatkan untuk meminimalisir pembelian barang-barang baru. Singkat kata, kalau bisa menggunakan barang bekas maka kurangilah keinginan untuk membeli barang-barang baru.

12. Gunakan energi berbahan bakar ramah lingkungan. Bahan bakar yang sumbernya energi terbarukan, seperti angin dan sinar matahari.

Kalau bisa memilih, pilihlah energi dari sumber-sumber terbarukan, dengan cara ini konsumen pun turut memilihkan “pola hidup hijau” buat korporat-korporat besar agar mereka berpihak pada jenis usaha ini.

Setiap orang punya kesempatan dan peluang yang sama untuk berpaling ke gaya hidup “hijau”, tinggal pertanyaannya mau memulai Kapan?, atau Kapan lagi?(ANT)

@

No comments: