Custom Search

Sunday, June 8, 2008

Biofuel Bukan Solusi Perubahan Iklim

Biofuel Bukan Solusi Perubahan Iklim PDF

By E Haryadi, on 08-12-2007 10:27

Published in : COP 13, Artikel

Sawit Watch pagi ini menegaskan, biofuel bukan solusi perubahan iklim. Perbincangan biofuel sebagai energi alternatif di Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC), sebenarnya lebih dipicu kenaikan harga minyak bumi yang membuat ongkos produksi meningkat.


“Biofuel bukan solusi perubahan iklim. Biofuel hanyalah solusi pragmatis dunia industri terhadap kelangkaan energi fosil saat ini,” kata Deputi Direktur Sawit Watch Abet Nego Tarigan saat ditemui Sabtu (8/12) di Kampung Civil Society Forum (CSF) di BTDC Park, Nusa Dua, Bali.

Menurut Abet, biofuel sekarang merupakan bahan bakar yang seksi. Padahal biofuel sudah diperkenalkan sejak tahun 1980-an. Tapi biofuel baru mengalami lonjakan permintaan secara dramatis sejak tahun 2006 setelah harga minyak bumi hampir menyentuh 100 dolar AS. Dan kini biofuel menjadi wacana energi alternatif dalam UNFCCC.

Di Amerika Serikat misalnya, karena mahalnya harga energi fosil, sekarang permintaan atas etanol yang terbuat dari jagung dan tebu, jadi melonjak. Begitu pula dengan permintaan biosolar yang dihasilkan dari kebun kelapa sawit dalam bentuk crude palm oil (CPO)

Lahan dan Pangan
Karena itu Sawit Watch menilai biofuel memicu pertarungan antara kebutuhan komsumsi dan energi.

Seiring dengan kenaikan permintaan bahan baku biofuel, para pengusaha sekarang terangsang melakukan pembukaan hutan (deforestisasi). Termasuk juga melakukan konversi lahan pertanian menjadi perkebunan.

“Jelas, para pengusaha tak punya loyalitas pada kebutuhan pangan atau lingkungan. Mereka hanya berpikir soal keuntungan,” terangnya.

Abet memberi contoh hasil minyak sawit curah (CPO) yang dihasilkan Indonesia. Setiap tahun Indonesia menghasilkan 15 ton CPO. Namun dari jumlah itu, hanya 4 ton yang digunakan untuk komsumsi. “Sisanya sebanyak 11 ton diekspor ke luar negeri,” ujarnya.

Akibatnya, jelas Abet, terjadi kelangkaan minyak goreng. Ini merupakan sebuah fakta ironis karena pembukaan perkebunan kelapa sawit secara massif masih terus berjalan di Indonesia.

Dengan demikian, Sawit Watch berani menyatakan biofuel bukan solusi bagi perubahan iklim. Jalan satu-satunya untuk perubahan iklim hanyalah negara-negara maju mau mengurangi komsumsi pemakaian energi.

“Cuma lewat keadilan iklim, pemanasan suhu bumi akibat gas rumah kaca bisa dihentikan,” tandasnya.

No comments: