Custom Search

Saturday, June 21, 2008

Djoni Bustan, Ilmuwan Sumsel Penemu Biofuel Dari CPO
Jumat, 23 Mei 2008 - by: bankominfo

"Berharap Dukungan Kebijakan Pemerintah"

Berangkat Dari keprihatinan kian minimnya persediaan sumber bahan di bakar tanah air, ditambah kemampuan akademisnya yang sangat mumpuni. Dr. Ir Djoni Bustan, M. Eng (50), pengajar Program Pasca di Sarjana Fakultas Tehnik Universitas Sriwijaya Palembang ini menciptakan bahan bakar Dari berbagai bahan mulai Dari Dari crude palm oil (CPO), batubara, minyak jarak sampai ampas tebu. Walaupun belum dinikmati masyaratakat, namun buah Dari kegigihannya tersebut kian mendekati Harapan. Khairul Saleh Berikut laporan yang mendatangi kantornya di kawasan Bukit Besar Palembang, belum Lama ini.
***

Selain memiliki kualitas yang lebih baik di banding yang sudah ada di pasaran. Temuan prayed berpenampilan kalem ini juga memiliki berbagai keunggulan yakni bhan bakar dihasilkannya seperti yang biogasoline, biokerosin biodiesel dan yang diproses oleh tiga reaktor dan mampu merubah trigliserida menjadi senyawa paraffin, olefin, naftene dan aromatik (PONA).

Umumnya bahan bakar diesel Dari baku bahan yang ada memakai prose transesterifikasi yang menghasilkan metil ester dan tidak hasilnya siap pakai (perlu campuran) sehingga hasil senyawa fisiknya tidak mirip dengan bahan di bakar diesel pasaran, maka lain halnya dengan hasil temuan suami Dari Sri Haryati ini yang juga pengajar Program Pasca di Sarjana Fakultas Tehnik Universitas Sriwijaya.


"Hasil ini kita siap pakai, karena mesin yang dipakai untuk memproses mampu mengubah CPO menjadi PONA. Minyak diodisel pun dihasilkan yang mempunyai aromatik octan number dan lebih tinggi Dari yanga ada di pasaran (milik Pertamina). Kualitasnya pun lebih baik, "ujar Djoni Bustan.

Untuk mengolah bahan bakar Dari CPO harus alat pengolah khusus dengan yang terdiri atas dua jenis. Pertama alat mengolah CPO yang menjadi pengganti solar dan bensin serta pengolahannya menjadi pengganti minyak tanah dengan peralatan sederhana ayng dicuptakannya berupa tungku pemanas, pipa, reaktor dan yang berbahan dasar stainless steel.

Untu memprosesnya. Pertama, CPO dimasukkan ke dalam reaktor pemanas listrik dengan panas 60 derajat Celsius, selama 60 menit sceara kontinyu dan yang kelak menghasilkan cairan senyawa alkana dengaa unsur mendekati solar. Cairan senyawa alkana kemudian dimurnikan melalui prose destilasi dan adsorpsi sehingga menghasilkan biodiesel minyak yang yang sudah bisa digunakan sebagai bahan bakar tanpa harus dicampur dengan solar.

"Cairan senyawa alkana tersebut juga masih bisa diproses menjadi bensin dengan memakai reaktor biogasolin melalui prose reaksi. Untuk 20 liter CPO bisa diolah menjadi bahan bakar setara 16 liter bensin, "ujar prayed yang memegang filosofi menyederhanakan hal Sulit.

Sementara alat pengolah CPO menjadi minyak tanah terdiri atas tangki pengaduk, reaktor dekarbosilaksi, dan reaktor kerosin berbahan dasar stainless steel. Pengolahannya sendiri dengan suhu di bawah 150 derajat Celsius. Sementara alat penghasil bensin berbahan baku ampas tebu dengan memakai teknik dimerisasi (penggabungan metanol) sehingga bubuk ampas diolah menjadi metanol (CH3OH).

Bahan bakar Dari ampas tebu CPO dan ini yang menurutnya Djoni kerap mengeluarkan koceknya sendiri untuk penelitiannya sangat cocok dikembangkan menjadi industri kecil di pedesaan, karena selain juga akan taraf ekonomi mampu menyerap tenaga kerja dan mendorong usaha perkebunan. Hanya saja ketersediaan bahan baku menjadi kendala karena tebu sendiri di Sumsel on melimpah dan hanya belum ada PTPN VII Ketiau, Ogan Ilir sepanjang tahun yang tidak panen.

"Kondisi demikian belum memungkinkan untuk dijadikan industri massal rumah tangga," ketusnya.

Batubara yang cukup melimpah di Sumsel dan hanya dimanfaatkan untuk bahan baku pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dalam kreasi Djoni Bustan bisa lebih bermanfaat lewat penciptaan reaktor osilasi dengan gelombang elektromagnetik (electromagnetic oscillated liquefied coal reactor). Batubara berpotensi menjadi bahan bakar minyak. Bedanya hanya berat molekul batu bara lebih tinggi, sedangkan kandungan hidrogennya lebih rendah daripada minyak bumi.

Metode ini dengan bisa dilakukan alat sederhana kurang Dari 45 menit dengan suhu di bawah 200 derajat Celsius. Proses ini dipandang efektif karena listrik yang dipergunkana hanya delapan volt dengan pelarut tanpa katalis dan yang berfungsi menyederhanakan struktur kimia batu bara yang panjang. menjadi pendek mendekati struktur kimia minyak bumi. Proses itu akan berfungsi ganda. Pertama berat molekul batu bara akan berkurang sehingga bisa larut dalam pelarut, sementara hidrogennya ditingkatkan agar struktur kimia batu bara lebih pendek.

"Hasilnya, batu bara terbentuk menjadi minyak mentah yang pengolahan lanjutan di dalam kilang minyak bisa menghasilkan bensin, kerosin, dan solar, 'terangnya.

***

Temuannya Djoni Bustan ini memang langka, karena memang belum banyak pakar dia seperti yang mampu menghasilkan biodisesel Dari berbagai bahan baku. Kalau pun ada biasanya Dari CPO saja.

Diakuinya Dari sisi ekonomis belum terlihat jelas karena temuannya memang belum memasuki tahap demo plant, sementara saat ini baru tahap pilot plant setelah sebelumnya tahap skala laboratorium. Dengan kata lain, dan secara kualitas teknologi temuannya ini sudah bisa dilihat namun belum secara ekonomis. Nah. Untuk sampai pada tahan demo plant inilah katanya di terkendala karena membutuhkan dana tidak sedikit. Jika tahap demo plant usai barulah diproduksi secara massal bisa dilakukan. Tetapi di sinilah biang masalahnya,


Beberapa investor memang sudah ada tertarik, belum mampunya pemerintah dan asosiasi menjaga kestabilan harga CPO di dalam negeri membuat mereka mengurungkan niatnya, paling atau tidak menundanya.

"Jika pemerintah baik pusat ataupun daerah bisa dan membuat kebijakan atau terobosan sehingga harga CPO stabil, maka baru bisa diproduksi massal. Saya optimistic harga energi terbarukan yang ini nantinya bisa bersaing secara kompetitif, "tutur Djoni Bustan sembari menambahkan prose pembuatannya sendiri mudah dipelajari.
Jika kelak sudah merambah pasar, katanya biofuel bisa ini menjadi penyanggah persediaan bakar bahan yang berarti bisa mewujudkan keinginan banga ini untuk mandiri dalam bidang energi hal yang bukan mustahil.

"Dari sisi manejemen biofuel ini sebaiknya diproduksi di pedesaan dengan yang dekat baku lalu disuplai ke kota," demikian Djoni Bustan.

Disadarinya Harapan adanya kebijakan tersebut Sulit adanya karena peraturan Dari pemerintah pusat belum memungkinkannya terwujud. Namun menurutnya masih ada peluang lain asalkan pemerintah daerah berani melakukan terobosan dan kebijakan, seperti mewajibkan perusahaan perkebunan sawit membuat pabrik pengolahan bahan bakar Dari CPO secara terintegrasi dengan areal perkebunan.

"Kalau ini terjadi, maka selain termanfaatkannya berbagai barang terbuang Dari perkebunan, kebutuhan lokal atas BBM dipenuhi Dari hasil kegiatan ini. Ketergantungan BBM Dari bahan konvensionalpun bisa dikurangi. Tapi kapankah ini terjadi ..?," ujar Djoni Bustan menerawang.


Tabel Perbandingan:

Perbandingan Karakteristik Minyak Tanah Pertamina dengan Top Produk Biokerosin
No PROPERTIES SATUAN METHOD PERTAMINA BIOKORESIN
1. Specific Gravity at 60/50-F - ASTM-1298 0835 0.8554
2. Colour ASTM - ASTM D-1500 2.50 3.0
3. Flash Points Able F --- IP-70 100 113
4. API Gravity - 37.9611 33.9197
5. Net Heating Value (NHV) Btu / ib 18.461,7595 18.359,1942


Perbandingan Karakteristik Solaa Pertamina dengan Produk Biodiesel
No PROPERTIES SATUAN METHOD PERTAMINA BIODIESEL
1. Specific Gravity at 60/50-F - ASTM D-1298 0840-0920 0.9107
2. Colour ASTM - ASTM D-1298 6 3.5
3. Flash Points Able F --- IP-70 150 185
4. Cetane Index - 48 27.8
5. Net Heating Value (NHV) Btu / ib 19,140 17,995

]
Perbandingan Karakteristik Bensin Pertamina dengan Produk Top Produk
No PROPERTIES SATUAN METHOD PERTAMINA TOP PRODUK
1. Specific Gravity at 60/50-F - ASTM D-1298 0746 `0.7433
2. API Gravity at 60/60-F - ASTM D-1298 57.7 58.8672
3. Distilation
Initial Boiling Point
10% Theft recovered
20% Theft recovered
30% Theft recovered
40% Theft recovered
50% Theft recovered
60% Theft recovered
70% Theft recovered
80% Theft recovered
90% Theft recovered
Final Boiling Point
Loss
Residue
0 Celsius
0 Celsius
0 Celsius
0 Celsius
0 Celsius
0 Celsius
0 Celsius
0 Celsius
ASTM-86
36
40
4. PONA Analisi
Parafin (% W)
Naftena (% W)
Olefin (% W)
Aromatik (% W) - RON
55.5

0.5
44.0
39.6
38.0
0.55
15.0
5. Octane Number 88 90

No comments: